Diplomasi Indonesia di Laut China Selatan
DOI:
https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v7i01.107Keywords:
Spartly, Natuna, Nine Dash Lines, UNCLOS, ASEAN, ARF, diplomasi rasional, diplomasi pertahanan, diplomasi membumi, diplomasi preventif, summit diplomacy, unilateral, investasi infrastruktur.Abstract
Konflik di China Selatan dimulai ketika di tahun 1994 Tiongkok mengukir 9 garis putus-putus dalam peta laut China Selatan. Namun akar permasalahan yang sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 1930 karena minimnya pengetahuan pemerintah Tiongkok dalam Geografi. Indonesia yang semula berada dalam garis depan melindungi negara-negara ASEAN, kemudian berbalik arah melindungi dirinya sendiri dari klaim Tiongkok atas Natuna. Sementara Jokowi lebih menginginkan adanya diplomasi yang realistis sambil mengharapkan masuknya investasi dari negara tirai bambu itu.