Upaya Vita Activa dan Vita Contemplativa Hannah Arendt sebagai sebuah Tawaran atas Relativisme Nilai Karya medan Seni: Studi Kasus Pameran Indonesia Painting I: Vita
DOI:
https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v10i01.218Keywords:
Hannah Arendt, Painting, pasca-modernisme, Kant, ThaumazeinAbstract
Relativisme karya dalam medan seni sudah selalu menjadi persoalan yang tidak mudah bagi agensi manapun yang terlibat, termasuk seniman, kolektor, dan galeris. Persoalan mendasarnya terletak pada mekanisme penciptaan yang menempatkan seniman dalam peran-peran fabrikasi barang mewah. Disposisi semacam ini menjadikan perupa sebagai satu titik dalam ban berjalan geliat pasar. Hannah Arendt mengingatkan bahwa transisi dari masyarakat rural ke masyarakat urban dapat menyebabkan distorsi dari agensi yang terlibat langsung dengan dunianya secara utuh (“manusia”), dan agensi yang hanya bersentuhan dengan berbagai fungsi yang diberikan oleh mekanisme eksternal-impersonal (“orang”). Situasi ini justru menegasi hakikat seniman sebagai pihak yang dapat bergerak bebas mengasumsikan peran manapun. Arendt menawarkan sebuah pendekatan biner yang bersifat komplementer – vita activa dan vita contemplativa. Pameran Indonesia Painting I: Vita Activa menjadi sebuah studi kasus untuk melihat sejauh mana gagasan Arendt tentang upaya yang mewujud dalam vita activa relevan dalam arus diskursif pewacanaan seni rupa, dan bagaimana kajian filosofis semacam ini dapat menjadi sebuah titik argumentasi yang solid untuk menilai karya.