Dekonstruksi http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi <div style="border: 2px #2C3B46 solid; padding: 10px; background-color: #ececec; text-align: left; color: black;"> <ol> <li>Journal Title: <a href="https://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi">Dekonstruksi</a></li> <li>Initials: Dekonstruksi</li> <li>Frequency: Setiap 3 bulan</li> <li>Online ISSN: 2797-233X</li> <li>Print ISSN: 2774-6828</li> <li>Editor in Chief: Syakieb A. Sungkar</li> <li>DOI: 10.54154</li> <li>Publisher: Gerakan Indonesia Kita</li> </ol> </div> <p>Jurnal Dekonstruksi merupakan Jurnal yang membahas Filsafat dan disiplin terkait seperti Kebudayaan dan situasi masyarakat serta perkembangan sosial mutakhir. Terbit 3 bulan sekali dan dalam setiap terbitan kami mempunyai tema sentral yang terfokus. Jurnal ini dikelola oleh para mahasiswa dan sarjana Filsafat. Kami menerima paper dari para pembaca dan akan kami terbitkan apabila memenuhi kaidah ilmu pengetahuan dan tema yang sedang diangkat oleh tim Redaksi. </p> en-US Mon, 18 Mar 2024 13:23:31 +0700 OJS 3.3.0.7 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Salam Redaksi Vol 10.2 http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/225 <p>Jurnal edisi ini membicarakan tentang Teologi, filsafat Paul Ricoeur, Derrida, David Hume, dan masalah etnik Tantra Bhairawa, suku Sakai, serta seni rupa dan sastra.</p> Syakieb Sungkar Copyright (c) 2018 Syakieb Sungkar https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/225 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Allah Sebagai The Wholeness: Relasi Integral Iman Katolik dan Sains Modern Menurut Ilia Delio http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/226 <p>Artikel ini bertujuan mengemukakan paradigma teologi kosmik Delio tentang Allah sebagai <em>The Wholeness. </em>Paradigma itu secara sederhana mengacu kepada kesadaran bahwa seseorang adalah bagian dari keseluruhan dan keseluruhan menjadi bagian dari orang itu. Dalam kesadaran itu, seseorang meyakini dan melihat Allah dalam alam semesta sebagai proses kehidupan yang dinamis, terbuka (<em>unfolding life</em>), dan kreatif. Delio melihat keserupaan spirit antara penemuan-penemuan sains dan iman Katolik. Penemuan-penemuan sains seperti kosmologi Einstein, teori khaos, dan teori evolusi memperlihatkan gambaran ruang-waktu yang bersifat dinamis, relasional, dan terbuka. Dalam iman Katolik, gambaran itu juga diperlihatkan dalam pemahaman tentang Kristus kosmik. Dalam Kristus, setiap makhluk saling berbagi dalam keterhubungan mereka dengan dimensi kehidupan kosmik. Oleh karena itu, Delio menyelidiki arti Kristus kosmik itu dalam ajaran Gereja Katolik.</p> Arnoldus Arif Sumara Kelabur Copyright (c) 2018 Arnoldus Arif Sumara Kelabur https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/226 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Melacak Kembali Asal-usul Gerakan Seni Rupa Baru http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/227 <p>Artikel ini membicarakan tentang Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia yang melakukan perlawanan pada seniman senior atas tradisi pengkotak-kotakan seni yang didasarkan pada media atau mediumnya, yaitu seni lukis pada kanvas, patung dan grafis. Sementara kemungkinan untuk melakukan pembaharuan dengan media baru tidak diberikan dan tidak diapresiasi. Para seniman senior di tahun 1974 masih menonjolkan seni lukis sebagai bentuk teratas dari seni rupa, sehingga tidak memberikan jalan untuk media alternatif, yang saat itu sedang berkembang di Barat. Tema dan konten dari seni lukis yang diapresiasi oleh Dewan Kesenian Jakarta adalah lukisan bergaya abstrak, kubis, dan dekoratif yang menggambarkan alam, tradisi, batik, dan kehidupan keluarga. Lukisan-lukisan tersebut terlihat tenang tanpa permasalahan, namun tidak mencerminkan apa yang terjadi di masyarakat ketika itu. Di mana di Indonesia sedang terjadi represi di kampus-kampus karena para mahasiswa melakukan protes atas korupsi dan strategi ekonomi yang tidak jelas dari rezim Orde Baru. Situasi tidak puas dari para seniman muda yang berasal dari mahasiswa ITB dan Asri Yogya akhirnya meledak ketika dewan juri “Pameran Besar Seni Lukis Indonesia” yang dibawahi oleh Dewan Kesenian Jakarta mengumumkan 5 karya lukis terbaik. Hal itu menimbulkan protes dan memunculkan pernyataan Desember Hitam. Delapan bulan setelah pernyataan Desember Hitam, para seniman muda itu memamerkan karya-karya bergaya baru dalam sejarah seni rupa Indonesia. Tema dan narasi karya-karya tersebut mencerminkan situasi sosial dan politik di Indonesia ketika itu. Sementara, bentuk eksekusi karya-karyanya sangat dipengaruhi oleh pop art yang sedang berkembang di Barat sejak awal tahun 60-an.</p> Anna Sungkar Copyright (c) 2018 Anna Sungkar https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/227 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Memeriksa Inkonsistensi Estetika Dampak Immanuel Kant versus Gagasan Proto-Naturalisme Non-Deterministik David Hume dalam Etika Kantian http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/228 <p>Teori estetika yang digagas Immanuel Kant mempergunakan pendekatan dampak, sebaliknya etika Kantian menempuh pendekatan proses. Teks kajian estetik Kantian diterbitkan oleh Kant setelah dua teks yang pertama, termasuk di dalamnya argumentasi Kant tentang ontologi moral. Inkonsistensi ini dicoba untuk dibedah dari perspektif estetika analitis, dan terutama kajian dari pemeriksaan teks yang dilakukan oleh Sally Sedgwick dan Dabney Townsend. Dari penelusuran yang dilakukan, ketidakkonsistenan Kant terjadi karena ada dua ragam relasi, yaitu relasi kausal spasio-temporal dan relasi non-kausal non-spasio-temporal. Pelacakan lebih lanjut menunjukkan bahwa gagasan Kant tentang non-kausal non-spasio-temporalitas dikembangkan dari karakter aksidental dalam persepsi-rasawi yang digagas oleh David Hume. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa pengembangan gagasan yang dilakukan Kant didasarkan pada bangun argumentasi Hume yang memiliki karakteristik Proto-Naturalisme non-Deterministik.</p> Mardohar Batu Bornok Simanjuntak Copyright (c) 2018 Mardohar Batu Bornok Simanjuntak https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/228 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Konsep Bali dan Unsur Visual Pada Periodisasi Karya Seni Made Wianta http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/229 <p>Made Wianta sebagai seniman Bali telah memberikan andil yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seni rupa modern Indonesia. Karya-karya seni rupa Made Wianta dalam perkembangan selama berkarir dapat ditelusuri berdasarkan periodisasi yang kemudian menjadi citraan kuat terhadap identitas karyanya. Ada Sembilan periodisasi karya Made Wianta yang dikenal dengan Golden Legacy. Terciptanya periodisasi kekaryaan Made Wianta sangat dipengaruhi kuat oleh konsep Bali maupun unsur visual karya-karya yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk membahas kelahiran periodisasi karya seni rupa Made Wianta yang bisa ditelusuri berdasarkan konsep Bali dan unsur visual karya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsep Bali dan unsur visual setiap periodisasi karya memberikan pengaruh periode ke periode laninya. Penilaian konsep Bali dan unsur visual karya ini bersifat subyektif, sehingga sangat mungkin ada penilaian yang berbeda. Simpulan yang dapat disampaikan bahwa konsep Bali dan unsur visual pembangun estetika dapat ditelusuri dengan melihat karya-karya itu dibuat dengan memiliki ciri khas atau specific.</p> Nicolaus F Kuswanto Copyright (c) 2018 Nicolaus F. Kuswanto https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/229 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Temporalitas, Waktu Naratif dan Identitas dalam Pandangan Paul Ricoeur http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/230 <p>Gagasan Paul Ricoeur tentang identitas naratif dan konstruksi identitas manusia melalui penceritaan dibahas dalam beberapa karyanya. Salah satu karya paling menonjol di mana ia mengeksplorasi konsep-konsep ini adalah bukunya “Time and Narrative,” khususnya di Volume III. Dalam karya ini, Ricoeur menggali eksplorasi filosofis waktu, narasi, dan kedirian. Dalam “Time and Narrative,” pembahasan Ricoeur sering kali berkisar pada jalinan waktu dan narasi, dan bagaimana narasi berfungsi sebagai kendaraan untuk memahami pengalaman dan identitas manusia.</p> Syakieb Sungkar Copyright (c) 2018 Syakieb Sungkar https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/230 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Mamsa dalam Tantra Bhairawa, Interpretasi di Ruang Budaya http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/231 <p>Dalam ruang kehidupan yang terbagi atas ras, suku, agama dan kelompok masyarakat penggiat budaya sering dijumpai bentuk nilai ajaran yang serupa, tapi juga terdapat perbedaan dalam penerapan pelaksanaannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah kondisi tersebut berasal dari satu sumber yang sama ataukah tidak. Berangkat dari pertanyaan itu, maka tulisan ini akan membandingkan penerapan ajaran tersebut dengan beberapa ajaran agar dapat memberikan arah jelas seperti apa perbedaan serta kemiripannya. Ungkapan dalam bahasa sastra yang amat halus atau sebaliknya terasa kasar kadang membuat pembaca hanya memahami sebagian dari keutuhan pesan. Pembahasan ini akan menggunakan sudut hermeneutika karena kuatnya kecenderungan dari sisi interpretasi. Pada akhirnya akan ada gambaran jelas tentang penerapan ajaran tersebut dari berbagai kelompok, sehingga inti ajaran dapat dipahami lebih baik secara filosofis. Tujuannya agar konotasi negatif ajaran yang tersurat dapat dikoreksi dan terhormat untuk diamalkan. Pada akhirnya kelak makin banyak orang akan mengalami peningkatan kualitas dalam hidupnya karena memahami nilai ajaran dengan tepat.</p> Lucky Hendrawan, Arleti Mochtar Apin Copyright (c) 2018 Lucky Hendrawan https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/231 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Seni Rupa dan Kekuasaan: Dua Tafsir http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/232 <p>Sebuah lukisan dapat saja ditafsirkan berbeda ketika terjadi perubahan konteks. Lukisan abstrak A.D. Pirous <em>Mentari Setelah September 1965</em> yang dibuat pada tahun 1968, oleh Kenneth M. Goerge ditafsirkan sebagai kenangan sebuah masa ketika negeri ini berada dalam genggaman kekuasaan Orde Lama. Namun 26 tahun kemudian, oleh Astri Wright lukisan itu ditafsirkan sebaliknya, yaitu sebagai kritik terhadap kekuasaan Orde Baru. Terlepas dari perbedaan tafsir atas makna lukisan itu, telah terjadi pemberangusan secara semena-mena karya-karya dan kehidupan sosial para seniman LEKRA, yang dituduh komunis, pada pasca September 1965.</p> Wahyudin Wahyudin Copyright (c) 2018 Wahyudin https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/232 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Menanti Demokrasi: Sebuah Ingatan Tentang Kedaulatan Individu, Kesetaraan, dan Keadilan http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/233 <p>Dalam percakapan apapun mengenai sistem atau tatanan politik, topik demokrasi dan demokratisasi selalu relevan. Sebelum merenungkannya sebagai sebuah tatanan, ada baiknya kita lebih dulu memahaminya sebagai konsep filosofis. Dengan menggunakan pemikiran Derrida sebagai sumber primer, artikel ini mengeksplorasi demokrasi sebagai sebuah konsep filosofis untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang demokrasi dan perbedaannya dengan demokratisasi. Selain itu, hakikat demokrasi dijelaskan dalam artikel ini melalui lensa hermeneutika. Oleh karena itu, demokrasi, menurut artikel ini, bukanlah sebuah <em>Idea</em> tentang tatanan dunia yang ideal, melainkan sebuah a-propriasi terhadap “dunia” yang akan datang. Demokrasi adalah sebuah keberadaan meski tidak pernah hadir di dunia aktual. Ini adalah sebuah keberadaan yang muncul dalam kesadaran manusia. Maka, demokratisasi merupakan upaya manusia untuk merawat ingatan tentang kedaulatan individu, kesetaraan, dan keadilan. Artikel ini ditujukan bagi mereka yang mempelajari pemikiran Derrida, pengamat dan praktisi politik, serta pecinta kebijaksanaan.</p> Chris Ruhupatty Copyright (c) 2018 Chris Ruhupatty https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/233 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Tradisi Ritus Pengobatan Suku Sakai dan Maknanya http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/234 <p>Kepercayaan pada kekuatan alam menjadi dasar dari tata nilai kehidupan suku Sakai di pedalaman Riau. Alam menjadi kekuatan penentu arah kehidupan masyarakat adat tersebut. Setiap elemen alam, membentuk simbol-simbol kepercayaan, seperti&nbsp; kepercayaan pada simbol kekuasaan laut, api, dan padi. Demikian pula pada cara pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat adat, mereka menggunakan jalan keterhubungan antara raga, sukma dan alam itu sendiri. Dalam pengobatan, suku Sakai menggunakan media alam, seperti dedaunan yang tidak berhubungan dengan produk kimiawi. Selain dedaunan, pengobatan penyakit dilakukan dengan upacara ritus yang sudah turun temurun. Upacara ritus pengobatan suku Sakai itu menggunakan perpaduan antara tarian, doa-doa dan eksplorasi dedaunan dari sumber alam.</p> Sri Sutrianti Copyright (c) 2018 Sri Sutrianti https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/234 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Jelajah Ideologi Asimilasionis dan Separatis dalam Kitab Perjanjian Lama http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/235 <p>Perjanjian Lama dibangun dengan banyak ideologi, di antaranya asimilasionis dan separatis. Artikel ini mencoba memetakan suara ideologi asimilasionis dan separatis yang ada di dalam Perjanjian Lama. Pemetaan ini diharapkan dapat menginspirasi kita dalam menyikapi konteks plural masa kini. Setidaknya, jelajah ini mencerahkan penulis bahwa situasi multikontekstual masa kini tidak diwarnai pada monofoni melainkan polifoni.</p> Paulus Eko Kristianto Copyright (c) 2018 Paulus Eko Kristianto https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/235 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700 Membaca Keugaharian: Anak Bajang Mengayun Bulan http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/236 <p>Novel <em>Anak Bajang Mengayun Bulan</em> (disingkat ABMB) merampaikan drama berjenjang tentang pergulatan kakak-beradik, Sumantri dan Sukrosono. Kisah yang ditilik secara baru dari jagad pewayangan ini tidak mengulang cerita kebesaran kesatria Sumantri, tetapi memerankan Sukrosono yang antihero itu menjadi tabib bagi penyakit heroisme dan kecerobohan kakaknya, Sumantri. Pembacaan kedua tokoh fiktif tersebut dihadapkan dalam bingkai teori keugaharian (<em>Sophrosune</em>) menurut dialog&nbsp; <em>Xarmides</em> karangan Plato. Tulisan ini menghindari perunutan kronik definisi-definisi keugaharian <em>Xarmides </em>pada ABMB, seolah Sumantri-Sukrosono lekas dimengerti hanya dalam bingkai <em>Xarmides</em>. Selain memang mengadopsi “ajaran” keugaharian Plato, proses pertentangan dan kesamaan Sumantri-Sukrosono dengan khasnya menelurkan inti keugaharian adalah adanya “yang jelek”.</p> Beda Holy Septianno Copyright (c) 2018 Beda Holy Septianno https://creativecommons.org/licences/by/4.0/ http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/236 Mon, 18 Mar 2024 00:00:00 +0700