Mencecap Esensi Kebenaran di Zaman Pascakebenaran
Keywords:
kebenaran, pascakebenaran, korespondensi, Ada, Mengada-mengada, alētheia, lētheia, Ek-sistens, Dasein, kebebasanAbstract
Tahun 2016 dianggap sebagai era baru, yakni Zaman Pascakebenaran. Donald Trump, bisa dikatakan sebagai contoh paling mencolok dari era ini. Geliat Trump sebagai politisi memanfaatkan fakta dan data meskipun terlihat menggelikan, namun efektik mengantarnya menjadi presiden Amerika Serikat. Trump ingin mencirikan diri sebagai tokoh pembawa kebenaran yang datang belakangan. Di sini, kita berhadapan dengan persoalan kebenaran. Salah satu pemikir yang secara serius menyelisik persoalan kebenaran adalah Martin Heidegger. Heidegger berusaha melampaui pandangan tentang kebenaran yang berdasarkan pada prinsip korespondensi. Tawaran Heidegger adalah memahami kebenaran sebagai ketersingkapan (alētheia). Melalui cara pandang baru terhadap kebenaran, Heidegger ingin agar kita sampai pada esensi kebenaran itu sendiri, yakni keterbukaan manusia di hadapan Ada. Dengan tawaran ini, kita semua yang hidup dalam suasana Zaman Pascakebenaran layak untuk kembali memberi ruang terbuka pada penyingkapan kebenaran dengan sikap “mengambil jarak” pada riuh-rendah urusan sehari-hari.