Keindonesiaan: “Tan Hana Dharma Mangrwa”

Authors

  • Nawa Tunggal Harian Kompas

Keywords:

Sutasoma, Bhinneka Tunggal Ika, Derrida, Pancasila.

Abstract

Menurut Derrida, teks tidak terbatas pada tulisan di buku, ia menawarkan penulisan harus diselidiki dengan cara baru dalam kekhususan “sejarah”. Ia mengajak untuk dinamis dalam memberi makna teks bukan sebagai “penolakan sejarah”, tetapi sebagai “gaya yang baik”, gaya yang transformasional. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berasal dari Kakawin Sutasoma, bisa disebut sebagai “gaya yang baik” dari Mpu Tantular. Falsafah Hindu dan Buddha seperti dualisme, tetapi sesungguhnya satu jua. Di situ ada pertaruhan sejarah, tetapi bukan suatu pertarungan yang membinasakan satu sama lain. Itulah hidup yang terus tumbuh dan berubah. Tidak pernah paripurna. Pancasila senantiasa terbuka bagi proses pengisian dan penafsiran baru.

Downloads

Published

2021-07-01

How to Cite

Tunggal, N. . (2021). Keindonesiaan: “Tan Hana Dharma Mangrwa”. Dekonstruksi, 3(01), 57–63. Retrieved from https://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/47

Most read articles by the same author(s)