Sang Pemimpi
DOI:
https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v9i03.177Keywords:
Dreams, Pengalaman estetik, Stimulus, mengoleksiAbstract
Ia mengenali karya seni sejak dini, lantaran sang ayah kerap mempertunjukkan karya lukis, baik yang asli maupun yang tertera dalam buku atau majalah. Dalam masa yang sama, pamannya yang musisi pun memperkenalkannya pada seni musik. Pengalaman estetik itu mengendap dalam ruang memori Syakieb Sungkar. Stimulus itu kemudian dikembangkannya dengan mengoleksi banyak buku seni rupa dan piringan hitam. Perlahan ia menjadi apresiator sejati. Hal itu didukung oleh karakternya yang ‘nakal’ dan selalu ingin tahu berbagai hal.