Seni Rupa dan Kekuasaan: Dua Tafsir

Authors

  • Wahyudin Wahyudin UGM Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v10i02.232

Keywords:

A.D. Pirous, Kenneth M. Goerge, Astri Wright, LEKRA, tafsir

Abstract

Sebuah lukisan dapat saja ditafsirkan berbeda ketika terjadi perubahan konteks. Lukisan abstrak A.D. Pirous Mentari Setelah September 1965 yang dibuat pada tahun 1968, oleh Kenneth M. Goerge ditafsirkan sebagai kenangan sebuah masa ketika negeri ini berada dalam genggaman kekuasaan Orde Lama. Namun 26 tahun kemudian, oleh Astri Wright lukisan itu ditafsirkan sebaliknya, yaitu sebagai kritik terhadap kekuasaan Orde Baru. Terlepas dari perbedaan tafsir atas makna lukisan itu, telah terjadi pemberangusan secara semena-mena karya-karya dan kehidupan sosial para seniman LEKRA, yang dituduh komunis, pada pasca September 1965.

Downloads

Published

2024-03-18

How to Cite

Wahyudin, W. (2024). Seni Rupa dan Kekuasaan: Dua Tafsir. Dekonstruksi, 10(02), 60–63. https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v10i02.232