Pasca-humanisme, Puisi, dan Chat-GPT

Authors

  • Goenawan Mohamad Komunitas Salihara

DOI:

https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v9i04.187

Keywords:

Pasca-humanisme, Puisi, Chat-GPT, Deleuze, Guatarri, Nietzsche, Rhizome, Manusia, Mesin

Abstract

Ada keyakinan bahwa manusia berada unggul di atas alam, ia penakluk dunia. Tapi kemudian datang pemikiran baru bahwa humanisme  yang mengunggulkan manusia itu digugat. Mulai diragukan asumsi manusia sebagai pusat dan sumber sejarah. Manusia itu hasil bentukan wacana yang belum lama umurnya, dan mungkin tak lama lagi bisa berakhir. Namun Transhumanisme merayakan prestasi pengukuhan manusia, dan kemampuan memperkuat dirinya dengan  menggunakan teknologi tinggi— sebuah ide yang tersirat dalam imajinasi dan eksperimen cyborg. Dengan bersemangat “para transhumanis” ingin meningggalkan tubuh mereka untuk mereproduksi “manusia” sebagai produk teknologi tinggi.

Downloads

Published

2023-09-28

How to Cite

Mohamad, G. (2023). Pasca-humanisme, Puisi, dan Chat-GPT. Dekonstruksi, 9(04), 6–19. https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v9i04.187